Rabu, 18 September 2013

Makalah Plasenta ^_^



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Janin di dalam kandungan memerlukan makanan dan nutrisi yang menjadikannya tumbuh dan berkembang. Di dalam rahim ibu , janin mempunyai saluran pengikat antara ibu dan bayi yang biasa kita sebut sebagai plasenta.

Plasenta merupakan organ yang luar biasa. Plasenta berasal dari lapisan trofoblas pada ovum yang dibuahi, lalu terhubung dengan sirkulasi ibu untuk melakukan fungsi-fungsi yang belum dapat dilakukan oleh janin itu sendiri selama kehidupan intra uterin. Keberhasilan janin untuk hidup tergantung atas keutuhan dan efisiensi plasenta.
Plasenta berperan penting dalam pertumbuhan, perkembangan, dan kelangsungan hidup bayi. Plasenta atau biasa kita sebut ari-ari, baru terbentuk pada minggu keempat kehamilan. Ia lalu tumbuh dan berkembang bersama janin dan akan lepas saat bayi dilahirkan. Jadi, plasenta merupakan bagian dari konsepsi atau bagian dari sel telur yang dibuahi sperma.

Sel telur yang dibuahi sperma itu kelak akan berkembang menjadi janin, air ketuban, selaput ketuban, dan plasenta. Plasenta berbatasan dan berhubungan dengan selaput ketuban. Di dalam selaput terdapat kantong amnion (ketuban), di mana di dalamnya terdapat bayi berada. Plasenta dikenal juga dengan istilah uri/tembuni. Plasenta merupakan organ sementara yang menghubungkan ibu dengan janin. Plasenta merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan janin.


1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.      Apakah yang dimaksud dengan plasenta?
2.      Bagaimana proses pertumbuhan plasenta?
3.      Bagaimana bentuk dan berapa ukuran plasenta?
4.      Dimana letak plasenta di dalam Rahim?
5.      Apa sajakah bagian – bagian plasenta?
6.      Apa sajakah faal plasenta?

1.3  Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain, sebagai berikut :

1.    Mengetahui definisi dari plasenta
2.    Mengetahui proses dari pertumbuhan plasenta
3.    Mengetahui bentuk dan ukuran plasenta
4.    Mengetahui letak plasenta dalam rahim
5.    Mengetahui bagian-bagian plasenta
6.    Mengetahui fa’al plasenta







BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Plasenta
 The placenta is an organ that connects the developing fetus to the uterine wall to allow nutrient uptake, waste elimination, and gas exchange via the mother's blood supply. Placentas are a defining characteristic of eutherian or "placental" mammals, but are also found in some snakes and lizards and sharks with varying levels of development.
              The word placenta comes from the
Latin word for cake, from Greek plakóenta/plakoúnta, accusative of plakóeis/plakoúsπλακόεις, πλακούς, "flat, slab-like",[2] in reference to its round, flat appearance in humans. The classical plural is placentae, but the form placentas is common in modern English and probably has the wider currency at present. In pre-Roman languages of tribal cultures, the placenta is often referred to as the "little mother" or "grandmother," reflective of cultural values that revered the life mystery inherent in the childbearing process which bears fruit in the form of a child.
             
Plasenta berperan penting dalam pertumbuhan, perkembangan, dan kelangsungan hidup bayi. Plasenta atau biasa kita sebut ari-ari, baru terbentuk pada minggu keempat kehamilan. Ia lalu tumbuh dan berkembang bersama janin dan akan lepas saat bayi dilahirkan. Jadi, plasenta merupakan bagian dari konsepsi atau bagian dari sel telur yang dibuahi sperma.

2.2 Pertumbuhan Plasenta

Pada hari 8-9, perkembangan trofoblas sangat cepat, dari selapis sel tumbuh menjadi berlapis-lapis. Terbentuk rongga-rongga vakuola yang banyak pada lapisan sinsitiotrofoblas (selanjutnya disebut sinsitium) yang akhirnya saling berhubungan. Stadium ini disebut stadium berongga (lacunar stage).
Pertumbuhan sinsitium ke dalam stroma endometrium makin dalam kemudian terjadi perusakan endotel kapiler di sekitarnya, sehingga rongga-rongga sinsitium (sistem lakuna) tersebut dialiri masuk oleh darah ibu, membentuk sinusoid-sinusoid. Peristiwa ini menjadi awal terbentuknya sistem sirkulasi uteroplasenta / sistem sirkulasi feto-maternal.
Sementara itu, di antara lapisan dalam sitotrofoblas dengan selapis sel selaput Heuser, terbentuk sekelompok sel baru yang berasal dari trofoblas dan membentuk jaringan penyambung yang lembut, yang disebut mesoderm ekstraembrional. Bagian yang berbatasan dengan sitotrofoblas disebut mesoderm ekstraembrional somatopleural, kemudian akan menjadi selaput korion (chorionic plate).
Bagian yang berbatasan dengan selaput Heuser dan menutupi bakal yolk sac disebut mesoderm ekstraembrional splanknopleural. Menjelang akhir minggu kedua (hari 13-14), seluruh lingkaran blastokista telah terbenam dalam uterus dan diliputi pertumbuhan trofoblas yang telah dialiri darah ibu. Meski demikian, hanya sistem trofoblas di daerah dekat embrioblas saja yang berkembang lebih aktif dibandingkan daerah lainnya.
Di dalam lapisan mesoderm ekstraembrional juga terbentuk celah-celah yang makin lama makin besar dan bersatu, sehingga terjadilah rongga yang memisahkan kandung kuning telur makin jauh dari sitotrofoblas. Rongga ini disebut rongga selom ekstraembrional (extraembryonal coelomic space) atau rongga korion (chorionic space).
Di sisi embrioblas (kutub embrional), tampak sel-sel kuboid lapisan sitotrofoblas mengadakan invasi ke arah lapisan sinsitium, membentuk sekelompok sel yang dikelilingi sinsitium disebut jonjot-jonjot primer (primary stem villi). Jonjot ini memanjang sampai bertemu dengan aliran darah ibu.
Pada awal minggu ketiga, mesoderm ekstraembrional somatopleural yang terdapat di bawah jonjot-jonjot primer (bagian dari selaput korion di daerah kutub embrional), ikut menginvasi ke dalam jonjot sehingga membentuk jonjot sekunder (secondary stem villi) yang terdiri dari inti mesoderm dilapisi selapis sel sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas.
Menjelang akhir minggu ketiga, dengan karakteristik angiogenik yang dimilikinya, mesoderm dalam jonjot tersebut berdiferensiasi menjadi sel darah dan pembuluh kapiler, sehingga jonjot yang tadinya hanya selular kemudian menjadi suatu jaringan vaskular (disebut jonjot tersier / tertiary stem villi) (selanjutnya lihat bagian selaput janin).
Selom ekstraembrional / rongga korion makin lama makin luas, sehingga jaringan embrional makin terpisah dari sitotrofoblas / selaput korion, hanya dihubungkan oleh sedikit jaringan mesoderm yang kemudian menjadi tangkai penghubung (connecting stalk). Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik, kemudian akan berkembang menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan menjadi tali pusat.

2.3 Bentuk dan Ukuran Plasenta
                  In humans, the placenta averages 22 cm (9 inch) in length and 2–2.5 cm (0.8–1 inch) in thickness, with the center being the thickest, and the edges being the thinnest. It typically weighs approximately 500 grams (1 lb). It has a dark reddish-blue or crimson color. It connects to the fetus by an umbilical cord of approximately 55–60 cm (22–24 inch) in length. Plasenta yang kecil ditemukan dalam kehamilan yang normal tetapi juga ditemukan pada retardasi pertumbuhan dalam rahim.
                  Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan ± 16 minggu dengan ruang amnion telah mengisi seluruh kavum uteri. Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan luas, umumnya mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan sekitar 16 minggu.
Plasenta “dewasa” / lengkap yang normal :
1)      Bentuk bundar / oval
2)      Diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm.
3)      Berat rata-rata 500-600 g
4)      Insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat di tengah / sentralis, di samping / lateralis, atau di ujung tepi / marginalis.
5)      Di sisi ibu, tampak daerah2 yang agak menonjol (kotiledon) yang diliputi selaput tipis desidua basalis.
6)      Di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh korion) menuju tali pusat. Korion diliputi oleh amnion.
7)      Sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu) meningkat sampai 600-700 cc/menit (aterm).

2.4 Letak Plasenta dalam Rahim

Tali pusat secara normal terletak di bagian sentral ke dalam permukaan fetal plasenta.Letak plasenta umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas ke arah fundus uteri.Hal ini adalah fisiologis karena permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi.
                  Plasenta sebenarnya berasal dari sebagian besar dari bagian janin, yaitu villi koriales yang berasal dari korion, dan sebagian kecil dari bagian ibu yang berasal dari desidua basalis.
Namun, ada beberapa yang memiliki kelainan letak seperti :
1.              Insersio Marginalis
a.       Tali pusat di pinggir plasenta
b.      Klinis : Tidak menimbulkan kesulitan
2.              Insersio Velamentosa
a.       Tali pusat tidak tertanam pada plasenta, tetapi diselimuti janin
b.      Pembuluh-pembuluh darah tali pusat bercabang dalam selaput janin
c.       Klinis: Bila kebetulan bagian selaput janin yang mengandung pembuluh darah berada di kutub bawah (vasa previa) maka pada waktu pembuluh darah putus dan menyebabkan perdarahan yang berasal dari janin sehingga janin akan meninggal.
3.              Plasenta Bilobata
a.       Plasenta yang terdiri dari 2 bagian.
b.      Klinis : tidak menimbulkan kesulitan.
4.              Plasenta Fenestra
a.       plasenta yang berlobang.
b.      Klinis : tidak menimbulkan kesulitan.
5.              Plasenta Marginata (Sirkumvalata)
a.       Pada pinggir uri terdapat suatu lingkaran jaringan tebal yang berwarna putih selebar 4 – 5 cm
b.      Jaringan putih ini sesungguhnya lipatan dari jaringan selaput janin
c.       selaput janin tidak melekat pada pinggir jaringan uri tetapi agak ke tengah
d.      Klinis: dapat menimbulkan perdarahan sebelum persalinan
6.              Plasenta Suksenturiata
a.       Disamping uri yang normal didapatkan uri tambahan kecil yang terpisah
b.      Diantar auri tambahan dan uri yang normal ada hubungan pembuluh darah
c.       Klinis : Bila pada waktu persalinan, ada uri tambahan yang tertinggal maka dapat terjadi perdarahan post partum, oleh karena itu bila pada pemeriksaan uri dalam selaput janin terdapat pembuluh darah yang terputus dan terbuka, maka harus diperhatikan kemungkinan adanya plasenta suksenturiata.

2.5   Bagian-bagian plasenta
1)      Bagian janin (fetal portion)
Terdiri dari :
1.  Korion frondosum
2. Vili
Vili plasenta terdiri dari:
1)       Vili Korialis
2)       Ruang-ruang interviler. Darah ibu yang berada di ruang interviler berasal dari arteri spiralis yang berada di desidua basalis. Pada sistole, darah dipompa dengan kekuatan 70-80 mmHg ke dalam ruang interviler, sampai pada lempeng korionik (chorionic plate) pangkal dari kotiledon-kotiledon. Darah tersebut membanjiri vili koriales dan kembali perlahan-lahan ke pembuluh balik (vena-vena) di desidua dengan tekanan 8 mmHg.
3)       Pada bagian permukaan janin uri diliputi oleh amnion yang kelihatan licin. Di bawah lapisan amnion ini berjalan cabang-cabang pembuluh darah tali pusat. Tali pusat akan berinsersi pada uri bagian permukaan janin.
2)      Bagian maternal / Ibu(maternal portion)
Terdiri atas desidua kompakta yang terbentuk dari beberapa lobus dan kotiledon (15-20 buah). Desidua basalis pada uri matang disebut lempeng korionik (basal), di mana sirkulasi utero plasenter berjalan ke ruang-ruang intervili melalui tali pusat. Jadi, sebenarnya peredaran darah ibu dan janin adalah terpisah. Pertukaran terjadi melalui sinsitial membran yang berlangsung secara osmosis dan alterasi fisika-kimia.

3)       Tali pusat

Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik, kemudian akan berkembang menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan menjadi tali pusat.Pada tahap awal perkembangan, rongga perut masih terlalu kecil untuk usus yang berkembang, sehingga sebagian usus terdesak ke dalam rongga selom ekstraembrional pada tali pusat. Pada sekitar akhir bulan ketiga, penonjolan lengkung usus (intestional loop) ini masuk kembali ke dalam rongga abdomen janin yang telah membesar. Kandung kuning telur (yolk-sac) dan tangkai kandung kuning telur (ductus vitellinus) yang terletak dalam rongga korion, yang juga tercakup dalam connecting stalk, juga tertutup bersamaan dengan proses semakin bersatunya amnion dengan korion. Setelah struktur lengkung usus, kandung kuning telur dan duktus vitellinus menghilang, tali pusat akhirnya hanya mengandung pembuluh darah umbilikal (2 arteri umbilikalis dan 1 vena umbilikalis) yang menghubungkan sirkulasi janin dengan plasenta. Pembuluh darah umbilikal ini diliputi oleh mukopolisakarida yang disebut Wharton’s jelly.

2.6 Faal Plasenta
Plasenta alat yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak atau sebaliknya. Jiwa anak tergantung pada plasenta. Baik tidaknya anak  tergantung pada baik burunya faal plasenta. Supaya janin dapat tumbuh dengan sempurna, dibutuhkan penyaluran darah yang membawa zat asam, asam amino, vitamin, dan mineral dari ibu kepada janin, begitu pula pembuangan karbondioksida dan limbah metabolisme janin ke sirkulasi ibu.
1)      Faal Plasenta antara lain :
(1)   Excretion
Waste products excreted from the fetus such as
urea, uric acid, and creatinine are transferred to the maternal blood by diffusion across the placenta.

(2)   Immunity
IgG antibodies can pass through the human placenta, thereby providing protection to the fetus in utero. This transfer of antibodies begin as early as the 20th week of gestational age, and certainly by the 24th week. This passive immunity lingers for several months after birth, thus providing the newborn with a carbon copy of the mother's long-term humoral immunity to see the infant through the crucial first months of extrauterine life. IgM, however, cannot cross the placenta, which is why some infections acquired during pregnancy can be hazardous for the fetus.
Furthermore, the placenta functions as a selective maternal-fetal barrier against transmission of
microbes. However, insufficiency in this function may still cause mother-to-child transmission of infectious diseases.
(3)   Endocrine function
In humans, aside from serving as the conduit for oxygen and nutrients for fetus, the placenta secretes, from the syncytial layer of chorionic villi,
hormones that are important during pregnancy.
Sejumlah besar hormon dihasilkan oleh plasenta. Termasuk diantaranya hormon yang analog dengan hormon hipotalamus dan hipofisis serta hormon steroid.
Sejumlah produk juga dihasilkan oleh plasenta. Beberapa diantaranya adalah glikoprotein seperti misalnya Pregnancy Associated Protein A B C dan D, Pregnancy Specific Glycoprotein (SP1) dan Placental Protein 5 (PP5) . Peran dari bahan ini dalam kehamilan masih belum jelas.

Tabel 1. Hormon – hormon yang  dihasilkan oleh plasenta. Termasuk diantaranya hormon yang analog dengan hormon hipotalamus dan hipofisis serta hormon steroid.

Hormon
Properti
Human Chorionic Somatotropin – hCS
Serupa dengan Growth Hormon dan Prolaktin
Human Chorionic Gonadotropin – hCG
Stimulasi steroidogenesis adrenal dan plasenta. Analog LH
Human Chorionic Gonadotropin – hCT
Analog dengan Thyrotropin
Corticotropin Releasing Hormon – CRH
Seperti pada dewasa
Estrogen
Komplek. Stimulasi aliran darah dan pertumbuhan uterus
Progestogen
Implantasi dan relaksasi otot polos
Adrenocorticoid
Induksi sistem ensim dan maturasi janin
Sumber : bidanshop.blogspot.com/2010/01/pentingnya-plasenta-ari-ari.html

Sejumlah produk plasenta dan metabolisme janin dapat digunakan untukskrining penyakit janin. Pengukuran alfafetoprotein yang dihasilkan olehhepar,usus dan yolc sac janin dapat digunakan untuk deteksi sejumlah kelainan anatomi . Bersama dengan penentuan serum hCG maternal, dapat diperhitungkan terjadinya trisomi.

(4)      Respirasi

      Vaskularisasi yang luas didalam villi dan perjalanan darah ibu dalam ruang intervilus yang relatif pelan memungkinkan pertukaran oksigen dan CO2 antara darah ibu dan janin melalui difusi pasif. Pertukaran diperkuat dengan saturasi dalam ruang intervilus sebesar 90 – 100% dan PO2 sebesar 90 – 100 mmHg.
      Setelah kebutuhan plasenta terpenuhi, eritrosit janin mengambil oksigen dengan saturasi 70% dan PO2 30 – 40 mmHg, sudah memadai untuk memenuhi kebutuhan janin. CO2 melewati plasenta dengan difusi pasif.
Ion Hidrogen, bicarbonate dan asam laktat dapat menembus plasenta melalui difusi sederhana sehingga status keseimbangan asam-basa antara ibu dan anak sangat berkaitan erat.
      Oleh karena transfer berlangsung perlahan, janin dapat melakukan buffer pada kejadian penurunan pH, kecuali bila asidosis maternal diperberat dengan dehidrasi atau ketoasidosis sebagaimana yang terjadi pada partus lanjut dimana janin dapat mengalami asidosis. Efisiensi pertukaran ini tergantung pada pasokan darah ibu melalui arteri spiralis dan fungsi plasenta.
      Bila pasokan darah ibu terbatas seperti yang terjadi pada penyakit hipertensi dalam kehamilan, penuaan plasenta sebelum saatnya , kehamilan postmatur, hiperaktivitas uterus atau tekanan talipusat, maka ketoasidosis pada janin dapat terjadi secara terpisah dari asidosis maternal.

(5)        Transfer Obat

      Transfer obat melalui plasenta tidak berbeda dengan nutrien lain pada umumnya. Kecepatan transfer dipengaruhi oleh kelarutan dari molekul ion didalam lemak dan ketebalan trofoblas. Pada paruh kedua kehamilan, trofoblas menjadi tipis dan area plasenta bertambah luas sehingga transfer obat dapat berlangsung lebih mudah.
        Obat ilegal (narkotika, cocain dan marihuana) yang dikonsumsi oleh ibu hamil dapat melewati plasenta dan dapat mengganggu perkembangan janin. Dampak dari hal ini sulit ditentukan oleh karena selain obat ilegal, pasien biasanya juga adalah perokok atau peminum alkohol. Pertumbuhan janin cenderung terhambat dan mengalami kelainan kongenital tertentu, Seringkali mengakibatkan terjadinya persalinan preterm dan anak yang dilahirkan dapat menunjukkan sindroma withdrawal.

(6)          Placenta sebagai tempat pertukaran zat

Mula-mula makanan bagi janin diambil dengan penghancur dan absorpsi dari deciduas dan kemudian dari darah ibu. Zat yang dibutuhkan oleh janin seperti zat hydrat arang, zat lemak, zat protein, vitamin dan mineral diambil dari darah ibu, ada juga bukti bahwa zat-zat immune ibu dapat masuk ke dalam darah anak. Sebaliknya zat sampah seperti CO2 dan ureum dibuang ke dalam darah ibu.

Mekanisme pertukaran zat terjadi dengan :
1.    Pertukaran Zat Pasif :
a.    Filtrasi
Placenta bekerja sebagai membrane semi permeable. Karena perbedaan tekanan hydrostatic, air dan zat yang larut di dalamnya melalui membrane placentae.
b.    Diffusi
Molekul-molekul kecil melalui membrane placenta. Arah diffuse tergantung pada konsentrasi dari zat-zat sebelah menyebelah dari membrane tersebut.
2.    Transport Aktif :
a.    Diatur oleh enzym
Walaupun konsentrasi beberapa zat dalam darah janin lebih tinggi dari dalam darah ibu (seperti asam amino, fosfat anorganis, vitamin-vitamin) zat-zat tersebut tetap mengalir kearah darah janin.
b.    Pinocytose
Molekul-molekul yang besar seperti protein dikepung oleh penonjolan atau pencekungan dari sitoplasma
(7)     Transfer Nutrisi
          Sebagian besar nutrien mengalami transfer dari ibu ke janin melalui metode transfer
aktif yang melibatkan proses enzymatik.
          The perfusion of the intravillus spaces of the placenta with maternal blood allows the transfer of nutrients and oxygen from the mother to the fetus and the transfer of waste products and
carbon dioxide back from the fetus to the maternal blood supply. Nutrient transfer to the fetus occurs via both active and passive transport. Active transport systems allow significantly different plasma concentrations of various large molecules to be maintained on the maternal and fetal sides of the placental barrier.
          Nutrien yang komplek akan dipecah menjadi komponen sederhana sebelum di transfer dan mengalami rekonstruksi ulang pada villi chorialis janin. Glukosa sebagai
sumber energi utama bagi pertumbuhan janin (90%), 10% sisanya diperoleh dari asam amino.
         Jumlah glukosa yang mengalami transfer meningkat setelah minggu ke 30. Sampai akhir kehamilan, kebutuhan glukosa kira-kira 10 gram per kilogram berat janin,kelebihan glukosa dikonversi menjadi glikogen dan lemak.
         Glikogen disimpan di hepar dan lemak ditimbun disekitar jantung, belakang skapula. Pada trimester akhir, terjadi sintesa lemak 2 gram perhari sehingga pada kehamilan 40 minggu 15% dari berat janin berupa lemak. Hal ini menyebabkan adanya cadangan energi sebesar 21.000 KJ dan diperlukan untuk fungsi metabolisme dalam regulasi suhu tubuh janin pada hari-hari pertama setelah lahir. Pada bayi preterm atau dismatur, cadangan energi lebih rendah sehingga akan menimbulkan permasalahan.
           Lemak dalam bentuk asam lemak bebas sulit untuk di transfer. Lemak yang mengalami proses transfer di resintesa kedalam bentuk fosfat dan lemak lain dan disimpan dalam jaringan lemak sampai minggu ke 30. Setelah itu, hepar janin memiliki kemampuan untuk sintesa lemak dan mengambil alih fungsi metabolisme.
Fungsi utama plasenta adalah transfer nutrien dan zat sisa antara ibu dan janin (meliputi fungsi respirasi, ekskresi dan nutritif), menghasilkan hormon dan enzim yang dibutuhkan untuk memelihara kehamilan, sebagai barier dan imunologis.
Fungsi transfer tergantung kepada sifat fisik zat yang mengalami transfer dalam darah ibu maupun janin, integritas fungsi membrana plasenta (exchange membrane) dan kecepatan aliran darah pada kedua sisi exchang membrane (ibu dan janin).


















BAB III
PENUTUP
       3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas maka kita dapat mengetahui bahwa plasenta berperan penting dalam pertumbuhan, perkembangan, dan kelangsungan hidup bayi. Plasenta atau biasa kita sebut ari-ari, baru terbentuk pada minggu keempat kehamilan. Ia lalu tumbuh dan berkembang bersama janin dan akan lepas saat bayi dilahirkan. Jadi, plasenta merupakan bagian dari konsepsi atau bagian dari sel telur yang dibuahi sperma.
Plasenta diduga berperan sebagai sawar (penghalang) dari semua zat-zat di luar tubuh. Namun pada beberapa keadaan, plasenta tidak dapat menjaga bayi dari pemajanan terhadap zat-zat yang digunakan oleh ibu hamil. Alkohol, obat-obatan, substansi lainnya (seperti nikotin), serta berbagai vitamin dan mineral dapat menembus plasenta masuk ke dalam tubuh bayi. Itulah yang menyebabkan ibu hamil diperingatkan untuk menghindari berbagai pemajanan zat-zat asing selama kehamilan.
Plasenta bukan sekedar organ untuk transport makanan yang sederhana, tetapi juga mampu menseleksi zat-zat makanan yang masuk dan proses lainnya ke janin. Suplai zat-zat makanan ke janin yang sedang tumbuh tergantung pada jumlah darah ibu yang mengalir melalui plasenta dan zat-zat makanan yang diangkutnya. Efisiensi plasenta dalam mengkonsentrasikan, mensintesis, dan transport zat-zat makanan akan menentukan suplai makanan ke janin. Janin yang mengalami malnutrisi pada umumnya disebabkan oleh gangguan suplai makanan dari ibu, misalnya pada kelainan pembuluh darah plasenta yang berakibat berkurangnya transport zat-zat makanan melalui plasenta.
Plasenta sangat penting artinya bagi kehamilan dan tetap akan penting sampai kelahiran si bayi. Pada waktunya, ketika rahim mengecil setelah bayi lahir, plasenta akan terlepas dari rahim.

3.2 Saran

Plasenta merupakan organ yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan bayi dalam rahim, oleh karena itu pemenuhan kebutuhan nutrisi serta gizi harus tercukupi melalui ibu yang sedang mengandung. Proses pertumbuhan plasenta sangat berpengaruh besar bagi kehidupan janin dalam kandungan, pasokan makanan pada ibu sangat mempengaruhi tumbuh kembang pada plasenta, kerusakan pada plasenta juga merupakan akibat dari buruknya pasokan makanan yang dikonsumsi ibu. Oleh sebab itu perlu bagi ibu yang sedang mengandung untuk mengetahui proses pertumbuhan plasenta, organ yang merupakan hubungan pengikat antara ibu dan bayi.